Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘kopi’

🎤bernyanyi:
“Tunas-tunas muda..bersemi”
(Iwan Fals)

image

Itulah ungkapan gembiraku ketika melihat biji-biji kopi yang ku tanam beberapa bulan lalu akhirnya mulai tumbuh menjadi tunas-tunas kopi.

Ini baru melihat tunas kopi yang tumbuh karena ditanam sendiri..kebayang ya betapa bahagianya ketika melihat anak sendiri lahir dan tumbuh dewasa menjadi pribadi yang membahagiakan.

Hegarmanah, Ngamprah
27 Juli 2016

Read Full Post »

Judul lain dari tulisan ini adalah “Aku Nangis Darah di Warkop Modjok”. Iya, tadinya mo ngasih judul itu, tapi terlalu ngeri..takutnya nanti kena sensor KPI 😀

Buat sahabat yang ga suka cerita sedih, lebih tepatnya mengenaskan..dan tragis, sebaiknya hentikan, jangan teruskan untuk membaca tulisan ini. Jangan sampai hidup kalian terluka dan trauma akibat tulisan ga penting ini.

Cerita ini bermula dari Asrama UPI Bandung, waktu itu saya janjian dengan salah seorang penghuninya yang ingin memberikan oleh-oleh Kopi Gayo Aceh untuk saya. Waktu itu malam minggu, ada terbersit dalam pikiran saya “kayaknya asik juga nih kalau ngopi bareng, dideket sini kan ada Warkop Modjok..tempat ngopi yang lagi ngehits banget di Bandung”. Ya..tapi itu hanya dalam pikiran saja, setelah ketemu..ngambil oleh-oleh, dan ngobrol sejenak..lalu saya pamit untuk pulang.

Dalam perjalanan pulang saya kembali berpikir “eh kenapa ga ke Warkop Modjok sendiri aja ya? Cuek aja sendiri juga, kan saya emang hobi ngopi..masa ga pernah nyobain dan ngerasain kopi di tempat yang lagi ngehits ini?”.

Sayapun akhirnya menuju Warkop Modjok, saya lewat jalan Sersan Bajuri. Kalau dari UPI, seberang Terminal Ledeng belok kiri..itu jalan Sersan Bajuri. Terus setelah beberapa saat, disebelah kiri bahu jalan ada Perumahan Pondok Hijau Indah, saya masuk perumahan itu, dan di jalan Pinus Raya nomer 73B..sebelah kanan bahu jalannya saya lihat Warkop Modjok, iya Warkop Modjok ini tempatnya didalam Perumahan Pondok Hijau Indah.

image

Bagus juga ya..unik. Pagar, gapura, bangunan utama dan toiletnya terbuat dari kayu. Meja dan kursinya kayak meja dan kursi di ruang-ruang sekolah, dan beberapa drum juga digunakan untuk tempat duduk.

Saya pesan 1 kopi arabica java raung, harganya 15 ribu. Lalu saya cari tempat duduk..susah juga nyari yang kosong, karena saat itu lumayan ramai, ya namanya juga malam minggu..banyak anak muda yang pacaran atau ngumpul-ngumpul bareng sahabatnya.

Setelah keliling nyari tempat duduk akhirnya saya dapat yang kosong, posisinya diluar bangunan, disamping kiri belakang, dekat toilet.

He2, yups betul..akhirnya saya benar-benar mojok di Warkop Modjok.

Setelah beberapa saat, pesanan saya datang..kopi arabica java raung, tanpa gula. Lalu saya nyalakan sebatang rokok untuk menemani saya dalam menikmati kopi. Dan pada saat itu saya tersadar, saya hanya ditemani rokok..sementara disekeliling saya orang-orang tengah berbahagia dengan pasangan atau sahabat-sahabatnya.

Dan mulai dari situ, setiap tegukan kopi java raung terasa pahit hingga kedasar kalbu..hatiku meraung-raung menyaksikan setiap kemesraan dan kehangatan disekelilingku. Rasa-rasanya jadi ingin cepat-cepat beranjak dan menyudahi moment yang seharusnya indah di Warkop Modjok.

Iya.. kesendirian pada malam itu terlalu perih menyayat hati. Dan sayapun segera meninggalkan semua itu..untuk bertemu bahagia, seperti kebanyakan orang pada malam yang cerah tersebut.

Sahabat..semua kejadian pasti ada hikmahnya, dan hikmah dari cerita ini adalah: “Kalian jadi bisa belajar, bahwa jangan nekat ke Warkop Modjok seorang diri”.

Read Full Post »