Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘perjalanan rohani’ Category

Beberapa tahun lalu saya sempat merintis untuk mengadakan(kersaning Alloh) sebuah majelis ilmu, saya beri nama Majelis Nahrul Hayat. Baru jalan beberapa bulan, lalu terhenti. Tapi Alhamdulillah waktu itu sempat mengadakan(kersaning Alloh) belajar baca Al-Qur’an mulai dari dasar banget..walaupun pesertanya sudah bangkotan. Hahaha..tapi biarlah, walaupun sudah mulai tuir..lebih bagus masih mau(kersaning Alloh) belajar, daripada ga bisa dan ga mau belajar pula. Ya walaupun sebenarnya..waktu itu lebih banyak canda dan makan2nya ketimbang belajarnya..heuheuheu.

image

Dan saat ini..saya rindu majelis tersebut, ingin menghidupkannya lagi(kersaning Alloh) ..tapi bagaimana mungkin? Membaca Al-Qur’an saja saya sulit. Dan saat ini hidup saya banyak ngaconya ketimbang ngacanya. Malu…

===============================

Dulu nama Majelis Nahrul Hayat terinspirasi dari ini, karena kita “rumasa” bukan orang alim:

Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah memasukkan penghuni Sorga ke Sorga, Dia memasukkan orang yang di kehendakiNya dengan rahmatnya dan memasukkan penghuni Neraka ke Neraka”.

Kemudian Dia berfirman :
“Lihatlah orang yang kamu sekalian dapati di dalam hatinya iman seberat biji sawi, maka keluarkanlah ia”.

Kemudian mereka dikeluarkan dari neraka seperti arang, mereka telah terbakar maka mereka dilemparkan ke sungai hidup (NAHRUL HAYAT), lalu mereka tumbuh di dalamnya, sebagaimana biji-bijian tumbuh di tanah yang dibawa banjir, tidaklah kamu melihatnva, bagaimana ia tumbuh dengan kuning emas”.
(Hadits ditakhrij oleh Muslim)

================================

Oya, selain belajar bareng..dulu di Majelis Nahrul Hayat kita juga beramal bareng, ya..alhamdulillah Majelis Nahrul Hayat pernah beberapa kali terlibat/mengadakan kegiatan bakti sosial.

================================

Harapan saya..jika majelis ini bermanfaat untuk pribadi2 orang yang terlibat didalamnya, bahkan bisa bermanfaat untuk orang banyak dan Alloh ridho karenanya..semoga majelis ini diberi jalan untuk bisa hidup kembali suatu saat nanti. Aamiin..

Read Full Post »

26 juli 2015, saya dan 3 orang saudara dari Komunitas Ulin Jarambah berziarah ke Kabuyutan Cipaku di Darmaraja, Sumedang, sekaligus memberikan dukungan moral kepada saudara-saudara kami disana yang tengah berjuang untuk mempertahankan Kabuyutan.

Karena pada tanggal 1 agustus 2015 nanti, pemerintah rencananya akan menenggelamkan Kabuyutan Cipaku tersebut beserta daerah lainnya yang terkena proyek Waduk Jatigede.

image

“Sejarah Sumedang tidak bisa lepas dari Kabuyutan Cipaku, karena disini ada situs Prabu Guru Haji Aji Putih yang merupakan raja dari Kerajaan Tembong Agung (cikal bakal Sumedang), dan merupakan Ayah dari Prabu Tadjimalela yang kemudian mengganti nama kerajaannya jadi Sumedang Larang dimasa beliau bertahta. Jika pada masa sekarang kita menenggelamkan Situs Prabu Guru Haji Aji Putih maka sama saja dengan kita membiarkan sejarah dan jati diri kita sirna. Bukan hanya sejarah dan jati diri Orang Sumedang, tapi Orang Sunda dan Nusantara umumnya, HARGA DIRI”
Ucap Abah Ahdiyat (juru kunci Kabuyutan Cipaku).

Aroma perlawanan dari berbagai elemen masyarakat sudah mulai terasa ketika kami baru saja memasuki daerah Cipaku, ada beberapa spanduk yang terpasang melintang diatas jalan yang kami lalui, diantaranya:
“KAMI KORBAN GENANGAN WADUK JATIGEDE BUKAN TIKUS-TIKUS SAWAH”.

Lalu disebuah perempatan jalan ada lagi spanduk yang terpasang, dengan sebagian tulisannya berisi: “LEMAH SAGANDU DIGANGGU, BALAI SADUNYA”.

Kami sedih dan ngeri membacanya, karena tulisan itu artinya kurang lebih seperti ini:
“JIKA KABUYUTAN DIGANGGU, MAKA AKAN MENJADI BENCANA UNTUK DUNIA”.

Ngeri ya? jika kita manusia sudah tidak bisa menjaga alamnya, memelihara hal-hal baik yang dititipkan para leluhurnya…maka alam akan bergerak, membersihkan bumi dari kerakusan dan kotornya manusia.

Oleh sebab itu wajar jika banyak yang terpanggil hatinya untuk turut bergerak, ini bukan hanya sebatas menjaga peninggalan berharga dari masa lalu, tapi ini menyangkut juga tentang hidup dan kehidupan dimasa yang akan datang.

Oleh sebab itu, JAGA KABUYUTAN!

Ini bukan pembangunan, PEMBANGUNAN UNTUK SIAPA?
Ini penghancuran sejarah dan warisan budaya kita, budaya Sunda..budaya Nusantara, INDONESIA.

=====================================

Untuk yang terpanggil hatinya, yang peduli..silahkan share/bagikan photo/tulisan ini diberbagai medsos atau media lain yang saudara punya..semoga diwaktu yang sempit ini kita masih bisa berbuat sesuatu agar Kabuyutan Cipaku tetap terjaga.

#SaveJatigede

Read Full Post »

Pada Sabtu (1/3) dan Minggu (2/3) 2014, kami menggelar acara Helaran Kampung & Rumatan Gunung di Kampung Nyalindung, Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Kegiatan ini digelar oleh warga Kampung Nyalindung bekerja sama dengan Pemerintah Desa Tugu Mukti, Club Pencinta Alam Jayawijaya, Yayasan Bestari Pranala, Paguyuban Kalang Sunda Motekar, Komunitas Ulin Jarambah, dan sejumlah komunitas lainnya yang peduli akan budaya dan lingkungan.

Helaran Kampung & Rumatan Gunung

Pengobatan Gratis, Penyuluhan Kesehatan dan Sosialisasi Budaya Sunda

Dalam acara ini diisi oleh beberapa kegiatan, diantaranya pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan masyarakat oleh Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dan Puskesmas Pasir Langu Cisarua. Lalu ada juga kegiatan sosialisasi iket dan pakaian adat sunda oleh Paguyuban Kalang Sunda Motekar yang didukung juga oleh DISBUDPAR KBB, pagelaran seni dan budaya sunda oleh Komunitas Hanacaraka.

Helaran Kampung & Rumatan Gunung

Siang dan Malam Penuh Kebersamaan

Karena acara ini berlangsung selama dua hari, maka ada juga acara campingnya (terimakasih untuk BPBD KBB yang telah meminjamkan tenda dll). Pada malam camping, acara diisi oleh diskusi mengenai alam dan budaya. Diskusi diikuti oleh pimpinan warga serta berbagai komunitas pegiat alam dan budaya, diantaranya CPA Jayawijaya, Jana Buana, Teater Kabut, Paguyuban Kalang Sunda Motekar, Komunitas Hanacaraka, Komunitas Ulin Jarambah dan lain-lain.

Acara diskusi ini suasananya terasa sangat santai dan nyaman, apalagi disetiap jeda kerap diselingi oleh lantunan musik kecapi suling oleh kawan-kawan dari Komunitas Hanacaraka.

Pada sekitar jam satu dini hari, rombongan Bu Tika dari PT. Astra Honda Motor baru sampai ke lokasi dan langsung ikut menghangatkan diskusi yang berlangsung hingga sekitar jam dua dini hari.

Salut untuk Bu Tika dan rombongannya, walaupun sudah malam..gelap, jauh ke pelosok dan jalan setapak yang licin, tapi beliau-beliau tetap menghadiri acara diskusi ini.

Helaran Kampung & Rumatan Gunung

Mengarak hasil bumi, Ziarah Kubur, dan Makan Bersama

Keesokan harinya acara diisi dengan kegiatan mengarak hasil bumi dan ziarah kubur yang dimulai dari tengah pemukiman warga sampai ke makam leluhur Kampung Nyalindung, yaitu Eyang Haji Nursalam. Kegiatan ini sebagai wujud syukur kepada ALLOH SWT atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-NYA selama ini dan sebagai bentuk rasa hormat kepada para leluhur yang telah mendahului kita.

Lalu setelah itu itu, hasil bumi dan tumpeng yang diarak sejak tadi kita makan bersama-sama dengan alas daun pisang.

Helaran Kampung & Rumatan Gunung

Penanaman Bibit Pohon

Kegiatan puncak dari acara ini adalah berupa penanaman bibit pohon di kawasan bekas musibah longsor dan banjir bandang yang terjadi di Legok Haji/Kampung Nyalindung pada beberapa bulan sebelumnya, yaitu pada hari Senin 16-12-2013.

Bibit pohon ini merupakan sumbangan dari PT. Astra Honda Motor sebanyak 2000 bibit pohon dan Abah Tatan Hadian sebanyak 417 batang bibit pohon.

Penanaman bibit pohon ini dilakukan secara simbolis oleh Camat Cisarua, Kepala Desa Tugumukti, dan perwakilan PT. Astra Honda Motor (AHM) serta perwakilan komunitas.
Dan sisanya akan disebar di lokasi bekas longsor dan di titik-titik lain yang rawan longsor disekitar kaki Gunung Burangrang.

Read Full Post »

Perjalanan ke Situs Megalitikum Gunung Padang ini terjadi pada tanggal 14-04-2013, sedangkan saya menulis artikel ini pada tanggal 04-07-2013. Jadi ketika menulis artikel ini, sudah banyak hal yang saya lupa tentang kisah perjalanan ke Gunung Padang sekitar tiga bulan yang lalu tersebut.

Saya melakukan perjalanan ke Gunung Padang ini berdua dengan teman saya yang bernama Irwan Kurniawan. Kami berboncengan menggunakan sepeda motor milik Irwan atau yang biasa saya panggil “Abud”.

Kami berangkat dari Gerbang Kota Baru Parahyangan sekitar jam 07:05 pagi. Dan karena Abud belum sarapan, maka pada sekitar jam 07:50 kami berhenti sejenak di Rajamandala. Kami berhenti di Pasar Rajamandala, tepat didepan kantor Bank BRI Unit Cipatat. Disana Abud sarapan nasi uduk plus gehu dua biji seharga Rp.6.ooo,-.

gunung padang 00

Setelah Abud selesai sarapan, maka pada sekitar jam 08:10 kami meneruskan perjalanan. Dan pada sekitar jam 09:30 kami sampai di Kec.Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Untuk mencapai Gunung Padang, dari Warungkondang ini masih harus menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer lagi.

Pada sekitar jam 10 lebih kami sampai di kaki Gunung Padang, disana kami parkirkan motor dan istirahat sambil minum kopi dan makan pop mie disalah satu warung yang banyak berjejer di area parkir.

Tepat jam 11:00 siang, kami putuskan untuk mulai naik ke puncak Gunung Padang. Kami beli tiket dulu dipintu masuk (saya lupa harga tiketnya).

Untuk menuju ke puncak Gunung Padang ini tersedia dua jalur pendakian, jalur yang sebelah kiri terbuat dari susunan batu yang alami, sedangkan jalur yang sebelah kanan merupakan tangga yang terbuat dari semen. Dan kami membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke puncak Gunung Padang.

gunung padang 16

gunung padang 06

gunung padang 07

gunung padang 17

Ahhh..saya banyak yang lupa tentang perjalanan ke Gunung Padang ini. Jadi sampai sini saja ya ceritanya.

Oya, kalau ke Gunung Padang..jangan lupa pulangnya mampir dulu ke Stasiun dan terowongan Kereta Api Lampegan. Didepan Stasiun Lampegan ada warung nasi Ibu Siti, masakannya enak dan murah looooohhhh…..

Read Full Post »

09-09-12, saya dan dua orang teman bermain ke rumah Mang Adang di Kampung Langkob, Desa Majalaya, Kec.Cikalong Kulon, Kab. Cianjur, sebuah desa yang masih asri dan indah.

Kami disana dijamu dengan makanan khas sunda seperti rangginang, dapros, kerewel dan lain-lain. Tidak hanya itu, kami juga dibuat nikmat ketika makan nasi liwet dan kelapa muda dipinggir sungai Cikundul. Hal ini sungguh pengalaman yang sangat indah dan mengesankan.

ulen ketan

ulen ketan

 

dapros

 

kerewel

kerewel

 

rangginang

 

Anak-anak yang lompat indah dari tebing dipinggiran sungai, lalu berenang dengan riang didalamnya, hal itu juga menambah sempurnanya pengalaman indah di Kampung Langkob tersebut.

sungai cikundul

 

bermain riang

 

lompat indah

lompat indah

 

Kami menjadi malas pulang dan beranjak, apalagi perut kami terasa berat akibat makan berpiring-piring nasi liwet saking nikmatnya. Kami berbincang-bincang, bahkan tidur- tiduran di pinggir sungai tersebut..tak terasa jam sudah menunjukan jam setengah empat.

ngaliwet di cikundul

ngaliwet di cikundul

 

kelapa muda

kelapa muda

 

Akhirnya kami pamit pulang, karena hari sudah sore dan kami juga ada niat untuk ziarah dulu ke makom orang sholeh di dekat rumah Mang Adang. Yaitu makom RD. KJ. Aria Wiratanu Datar atau dikenal juga dengan sebutan Mama Cikundul.

nyebrang jembatan kayu

nyebrang jembatan kayu

 

Beruntung sekali, kami sampai di lokasi makom sebelum hari gelap. Disana ada banyak orang yang sedang berziarah. Setelah berdoa sesaat di makom Mama Cikundul kamipun meneruskan perjalanan untuk pulang.

Makom Mama Cikundul

Makom Mama Cikundul

 

tangga menuju Makom Mama Cikundul

tangga menuju Makom Mama Cikundul

 

Makom Mama Cikundul

Makom Mama Cikundul

 

Untuk melihat lebih banyak foto, silahkan klik–> Cikundul

Read Full Post »