Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘catatan perjalanan’ Category

Saya dan Mang Encim sedang punya hobi baru, yaitu ngelus-ngelus golok kecil buah karya keluarganya Engkong Haris Neymar dari Desa Sindangsari, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Golok kecil ini bilahnya terbuat dari bahan bearing, dan dengan model bilah yang biasa disebut kopak rawing. Sementara sarung, simpay dan gagangnya terbuat dari tanduk kerbau bule. Sungguh sebuah karya yang indah luar biasa.

Kata Engkong Haris, golok kecil ini namanya Golok Cinta. Hahaha..engkong satu ini memang ada-ada saja ngasih nama goloknya. Oke deh Kong..Golok Cinta, ga apa-apa, yang penting namanya bukan Golok Patah Hati ya Kong, malas ah nanggung perihnya 😂

Oya, Engkong Haris ini bukan seseorang yang sudah sepuh, dia masih sekolah duduk di kelas 12. Saya gak nanya kenapa dia kerap dipanggil Engkong, mungkin saja karena dia seorang anak muda tapi punya pemikiran yang dewasa atau bahkan lebih dewasa daripada orang-orang yang lebih tua darinya. Mungkin.. 😁

Saya sendiri kagum terhadap Engkong Haris ini, saya kagum terhadap jiwa entrepreneurnya. Ya, selain karena golok buatan keluarga Engkong Haris ini memang bagus, alasan lain saya memesan untuk dibuatkan golok kepadanya karena kekaguman saya terhadap jiwa entrepreneurnya. Saya rasa cukup langka anak muda seusianya yang punya semangat wirausaha sebesar dia. Disaat anak muda seusianya bermanja-manja dan menghabiskan harta orang tua-nya, saya salut dan menaruh hormat terhadap Engkong Haris..seorang anak muda yang sadar dan peduli untuk melestarikan budaya serta meneruskan bahkan mengembangkan usaha keluarganya.

Semangat terus ya Engkong, semoga semakin maju dan sukses usahanya. Tapi jangan lupakan sekolah ya Kong, tuntut ilmu sebaik mungkin dan setinggi mungkin, buatlah bahagia kedua orang tua.

Salam 🙏

Read Full Post »

Dapat bilah Santari dari Mas Dwi.

Konon..Golok Santari dari Tangerang ini sudah mulai susah untuk didapatkan, karena Ki Santari sebagai pembuat goloknya sudah jarang produksi akibat usia yang semakin menua.

Seandainya Ki Santari sedang sehat dan bersedia bikin pun butuh waktu yang lumayan lama, pengerjaan bilah bisa sampai 20 hari pengerjaan. Bilah dibuat tanpa menggunakan alat mesin atau gerinda, hanya dengan proses tempa & dikikir manual, benar-benar asli tradisional.

#GolokSantari

Read Full Post »

HALAL BIHALAL URANG BANDUNG BARAT & MENGENAL BANDUNG BARAT

Alhamdulillah kegiatan Halal Bihalal Urang Bandung Barat & Mengenal Kabupaten Bandung Barat hari minggu kemarin tanggal 9 juli 2017 di Bunder, Cihampelas serta Benteng Gedong Dalapan, Karang Anyar-Cililin berjalan lancar dan membahagiakan.

Terimakasih untuk wargi-wargi Urang Bandung Barat maupun wargi-wargi yang berasal dari luar wilayah Kabupaten Bandung Barat, yang telah meluangkan waktu untuk bersilaturrahim dan mengenal potensi kekayaan yang dimiliki oleh Bandung Barat.

Pada hari kemarin kita coba untuk mengenal, serta kita coba untuk lebih mengenalkan ke masyarakat luas dengan menggunakan berbagai media semampu kita, yaitu potensi keindahan alam sungai Citarum yang melintas di daerah Kabupaten Bandung Barat, khususnya sekitar dampak genangan waduk Saguling yang berpotensi besar untuk dikembangkan lagi menjadi kawasan wisata alam, olahraga dan kuliner yang lebih tertata, terintegrasi antara satu spot dengan spot yang lainnya yang menyebar banyak diberbagai titik yang mengelilingi genangan waduk Saguling.

Selain menikmati sensasi keindahan alam, dengan cara menyebrang pakai perahu dan menikmati sedapnya kuliner berupa nasi liwet plus ikan bakar di saung apung milik warga setempat, tujuan utama kegiatan kemarin adalah untuk mengenal dan mengenalkan salah satu kekayaan herritage yang berada di kawasan Kabupaten Bandung Barat, yaitu sebuah benteng kuno peninggalan Belanda yang berada di Desa Karang Anyar yang bernama Benteng Gedong Dalapan.

Sangat disayangkan sekali, kekayaan herritage tersebut tidak terurus, bahkan beberapa bagian dari Benteng Gedong Dalapan tersebut sudah banyak yang hilang. Besar harapan kami, agar pemerintah setempat yang pada hal ini yaitu pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui jajarannya agar lebih memperhatikan tempat tersebut. Kami yakin, pihak pemerintah sudah dan sedang melakukan upaya-upaya untuk memperhatikan, menjaga, dan berusaha memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Benteng Gedong Dalapan yang berada di tanah milik tentara angkatan darat tersebut.

Namun pada hari ini, upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil dan kami sangat support agar upaya-upaya tersebut terus diperjuangkan dengan tidak menghilangkan keterlibatan dari masyarakat sekitar agar menjadi tuan dalam pengelolaan kawasan tersebut. Jangan sampai warga sekitar hanya menjadi penonton, yang hanya mendapatkan dampak kotor, macet, bising dan dampak-dampak buruk lainnya seperti yang terjadi di berbagai tempat wisata pada umumnya. Atau warga sekitar hanya menjadi kacung-kacung para pengusaha/investor saja, kalau bisa..bina dan bekali mereka agar bisa mengelola potensi wilayahnya.

Andaikan harus didatangkan pihak ketiga pun, yaitu para pengusaha/investor, sebaiknya hal tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati dan sebijak mungkin agar warga setempat tetap memiliki porsi dan posisi yang terhormat dan menguntungkan.

Namun demikian jangan lupa juga untuk memperhatikan dampak lingkungan jika kemudian hari hal tersebut terwujud.

Sekali lagi terimakasih kami haturkan kepada semua pihak, terutama Kang Muhamad Faisal Sidiq serta para pemuda Bunder, dan kepada Kang Muhamad Hilal Hidayat. Haturnuhun…

KBB PASTI AKAN LEBIH BAIK DARI HARI INI

Foto2 dibawah ini adalah hasil jepretan Kang Faisal, Kang Deni, dan Kang Apep

Read Full Post »

Malam itu kulihat Ciharus dalam tumpukan buku yang lama tak tersentuh. Terhimpit diantara lembaran-lembaran kusam yang menanti dengan wajah jemu. Tangannya melambai-lambai, aku bingung dibuatnya. Semua itu terlihat samar dari kejauhan, meminta aku untuk menghampiri? Atau justru menyuruh aku untuk menjauh dan pergi?

Lalu kudengar Ciharus bersuara, nadanya lirih, sepertinya ia tengah kesakitan. Ciharus merintih..mengerang, sebagian tubuhnya tenggelam dalam tumpukan sampah, wajahnya penuh luka, kotor berantakan. Ada bekas sayatan dikedua pipinya, ada pula jejak kaki dikeningnya, sebelah tangannya mati rasa dilindas roda-roda sepanjang jaman.

Ciharus bersuara..gemanya memantul di dinding hati, terbawa jauh oleh angin, dan sampai pada jiwa-jiwa yang peduli.

Pada hari yang berbeda, kulihat banyak yang datang, menjenguk dan bersimpati. Ada banyak harap serta doa disana, agar Ciharus kembali pulih dan tak murung lagi. Badannya perlahan diangkat dari tumpukan sampah, lukanya diobati, dan sekujur tubuhnya dibersihkan dengan perasan air yang keluar dari sudut-sudut mata mereka yang hadir pada saat itu.

Ciharus bersuara..ia berterima kasih kepada semua, kulihat matanya berkaca-kaca. Aku hampiri ia lebih dekat lagi, kugenggam erat tangannya seraya berbisik “maafkan kami”.

Ciharus bersuara..ia memberi pesan, agar yang peduli janganlah berhenti.

Ciharus bersuara..ini bukan tentang mempertahankan kami, tapi justru untuk mempertahankan kehidupan manusia. Karena alam bisa lestari tanpa manusia, sementara kehidupan manusia akan hancur tak bersisa jika alamnya rusak dan tidak terjaga lagi.

#SaveCiharus

#SadarKawasan

#SaveCagarAlam

Read Full Post »


Aku senang mendaki.
Seperti semua sahabat yang ada disini.
Aku senang berkelana.
Walaupun tak sehebat mereka yang ada disana.

Sahabat..tak semua tempat boleh kita sambangi.
Tidak semua keinginan mesti kita penuhi.
Kadang kita harus bisa menahan diri.
Untuk kebaikan hidup serta kehidupan sekarang hingga nanti.

Tapi nyatanya hari ini!
Kawasan yang disebut suaka alam atau kawasan konservasi.
Yang seharusnya dijaga dan terlindungi.
Faktanya terus saja kita perkosa, kita gagahi!

Hei..tuan dan nyonya yang ada disana!
Yang tangannya lentik piawai mendandani aturan, mulutmu berbusa!

Dan tak lupa tuan serta nyonya yang ada disini..
Yang pantatnya tebal beralaskan senjata, apakah nyalimu terganjal sesuap nasi?

Di Danau Ciharus, sekelompok sahabat melakukan upaya perbaikan,
Dengan mengais sampah serta mendirikan 90 sengkedan,
Lalu beberapa hari kemudian…
Berita buruk terdengar,
90% sengkedan telah raib..hancur berantakan!
Oleh siapa? Atas dasar apa?
Entahlah.. sebut saja namanya babi hutan!
Atau bagong edan!

Ya..bisa oleh mereka yang merasa gagah jika sudah menggigit dan mencakar-cakar tanah,
atau mereka yang haus akan embun pariwisata walau sesungguhnya menyesatkan.

Tolong.. jangan berhenti sampai disini!
Lakukan hal serupa atau bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya.
Dengan mengais sampah, memasang sengkedan, dan banyak hal lagi.

Sampai bencana datang,
Lalu kita semua menangis..
Meratapi kekhilafan bahwa sesungguhnya kelestarian alam harus kita jaga, bersama.

Rudy Praja

Read Full Post »

🎤bernyanyi:
“Tunas-tunas muda..bersemi”
(Iwan Fals)

image

Itulah ungkapan gembiraku ketika melihat biji-biji kopi yang ku tanam beberapa bulan lalu akhirnya mulai tumbuh menjadi tunas-tunas kopi.

Ini baru melihat tunas kopi yang tumbuh karena ditanam sendiri..kebayang ya betapa bahagianya ketika melihat anak sendiri lahir dan tumbuh dewasa menjadi pribadi yang membahagiakan.

Hegarmanah, Ngamprah
27 Juli 2016

Read Full Post »

Hari itu hari sabtu 23 april 2016, tampak beberapa anak muda bergantian lompat dari atas jembatan dengan berbagai gaya, lalu kawan-kawan dibawahnya bertepuk tangan diiringi teriakan-teriakan suka ria, sambil sesekali berenang menikmati arus sungai Cikapundung yang lumayan deras saat itu.

image

Saya perhatikan mereka sangat bahagia, apalagi ketika itu pikiran mereka sepertinya sedang tinggi di awang-awang akibat hisapan lem aibon atau sejenisnya.

Ketika saya sedang asyik memperhatikan mereka..tak jauh dari tempat saya berdiri ada seseorang yang menghampiri bibir sungai, awalnya saya kira dia ingin menonton aksi anak-anak muda tersebut, namun rupanya itu sudah menjadi hal yang terlalu biasa untuknya.

Orang tersebut lebih fokus lirik kanan-kiri, mungkin untuk memastikan ada orang yang melihatnya atau tidak, dan lalu..dengan perlahan, dengan posisi tangan tersembunyi dari pandangan saya, dia lepaskan dari tangannya satu kantung sampah ke Sungai Cikapundung.

Dan mungkin pula dalam hatinya berbisik:
“Ku sumbangkan satu kantung sampah ini untuk saudara-saudaraku di Bandung Selatan”.

Read Full Post »

Tempat ini indah, namun akses jalannya buruk. Jadi..buat sahabat yang gampang bete, gampang kesal, gampang marah, apalagi gampang stresssss..sebaiknya ga usah dulu kesini. Karena Cisaladah ini cocoknya buat sahabat yang sabar, tabah, dan bisa menikmati serta mengambil hikmah seburuk apapun keadaan yang dilewati. Atau buat sahabat..yang pengen melatih kesabaran dan ketabahan, hehehe…

image

Saran saya, kalau mau kesini..biar ga terlalu panjang jalan jelek yang terlewatinya..sebaiknya lewat Stasiun Padalarang terus ke Desa Sukatani (Ngamprah) dan terus ke atas hingga ke daerah Cipada, nanti tanya saja Desa Ganjarsari, Ciparang..nah kalau udah sampai sana tanya aja Cisaladah.

Selain lewat Sukatani, untuk sampai kesini bisa juga lewat Tagog Apu..terus ke Pangheotan..dari sana ya sama, tanya aja Desa Ganjarsari, Ciparang..nah kalau udah sampai sana tanya Cisaladah. Buat sahabat yang pernah ke Cikahuripan (Sindang Geulis) dan ke Lembang Dano pasti tahu bagaimana kondisi jalannya.

Dan buat yang dari arah Purwakarta, bisa lewat Sawit, Darangdan..nanti akan melewati tugu perbatasan antara Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung Barat..dan dari sana ya sama juga tanyakan Desa Ganjarsari, Ciparang..dan tanyakan dimana situ Cisaladah?

image

Oke sahabat..segitu dulu aja ya infonya 🙂

Kalau main kesini..atau ke tempat manapun, jangan merusak dan nyampah ya bray..biar alam dan lingkungan kita tetap bersih serta indah

Read Full Post »

Judul lain dari tulisan ini adalah “Aku Nangis Darah di Warkop Modjok”. Iya, tadinya mo ngasih judul itu, tapi terlalu ngeri..takutnya nanti kena sensor KPI 😀

Buat sahabat yang ga suka cerita sedih, lebih tepatnya mengenaskan..dan tragis, sebaiknya hentikan, jangan teruskan untuk membaca tulisan ini. Jangan sampai hidup kalian terluka dan trauma akibat tulisan ga penting ini.

Cerita ini bermula dari Asrama UPI Bandung, waktu itu saya janjian dengan salah seorang penghuninya yang ingin memberikan oleh-oleh Kopi Gayo Aceh untuk saya. Waktu itu malam minggu, ada terbersit dalam pikiran saya “kayaknya asik juga nih kalau ngopi bareng, dideket sini kan ada Warkop Modjok..tempat ngopi yang lagi ngehits banget di Bandung”. Ya..tapi itu hanya dalam pikiran saja, setelah ketemu..ngambil oleh-oleh, dan ngobrol sejenak..lalu saya pamit untuk pulang.

Dalam perjalanan pulang saya kembali berpikir “eh kenapa ga ke Warkop Modjok sendiri aja ya? Cuek aja sendiri juga, kan saya emang hobi ngopi..masa ga pernah nyobain dan ngerasain kopi di tempat yang lagi ngehits ini?”.

Sayapun akhirnya menuju Warkop Modjok, saya lewat jalan Sersan Bajuri. Kalau dari UPI, seberang Terminal Ledeng belok kiri..itu jalan Sersan Bajuri. Terus setelah beberapa saat, disebelah kiri bahu jalan ada Perumahan Pondok Hijau Indah, saya masuk perumahan itu, dan di jalan Pinus Raya nomer 73B..sebelah kanan bahu jalannya saya lihat Warkop Modjok, iya Warkop Modjok ini tempatnya didalam Perumahan Pondok Hijau Indah.

image

Bagus juga ya..unik. Pagar, gapura, bangunan utama dan toiletnya terbuat dari kayu. Meja dan kursinya kayak meja dan kursi di ruang-ruang sekolah, dan beberapa drum juga digunakan untuk tempat duduk.

Saya pesan 1 kopi arabica java raung, harganya 15 ribu. Lalu saya cari tempat duduk..susah juga nyari yang kosong, karena saat itu lumayan ramai, ya namanya juga malam minggu..banyak anak muda yang pacaran atau ngumpul-ngumpul bareng sahabatnya.

Setelah keliling nyari tempat duduk akhirnya saya dapat yang kosong, posisinya diluar bangunan, disamping kiri belakang, dekat toilet.

He2, yups betul..akhirnya saya benar-benar mojok di Warkop Modjok.

Setelah beberapa saat, pesanan saya datang..kopi arabica java raung, tanpa gula. Lalu saya nyalakan sebatang rokok untuk menemani saya dalam menikmati kopi. Dan pada saat itu saya tersadar, saya hanya ditemani rokok..sementara disekeliling saya orang-orang tengah berbahagia dengan pasangan atau sahabat-sahabatnya.

Dan mulai dari situ, setiap tegukan kopi java raung terasa pahit hingga kedasar kalbu..hatiku meraung-raung menyaksikan setiap kemesraan dan kehangatan disekelilingku. Rasa-rasanya jadi ingin cepat-cepat beranjak dan menyudahi moment yang seharusnya indah di Warkop Modjok.

Iya.. kesendirian pada malam itu terlalu perih menyayat hati. Dan sayapun segera meninggalkan semua itu..untuk bertemu bahagia, seperti kebanyakan orang pada malam yang cerah tersebut.

Sahabat..semua kejadian pasti ada hikmahnya, dan hikmah dari cerita ini adalah: “Kalian jadi bisa belajar, bahwa jangan nekat ke Warkop Modjok seorang diri”.

Read Full Post »

Lokasi: Situ Cilembang
Hariang, Buahdua, Sumedang, Jawa Barat
Keren…airnya jernih dan berwarna biru.
Kalau main kesini..atau ke tempat manapun, jangan merusak dan nyampah ya bray..biar alam dan lingkungan kita tetap bersih serta indah

Read Full Post »

Older Posts »