Feeds:
Pos
Komentar

Hari ini, saya seharian kesana-kemari bareng teman2 relawan kebencanaan untuk memperjuangkan kegiatan LATIHAN GABUNGAN RELAWAN KABUPATEN BANDUNG BARAT & KOTA CIMAHI, supaya kami dan masyarakat lainnya bisa SIAP SELAMAT ketika menghadapi bencana.

Seharian ini, bahkan sampai malam..belum makan. Bukan sedang puasa..tapi teu gaduh cicis, duh

Bingung..lapar, pengen makan. Ada uang di saku..tapi hanya bawa cukup untuk makan sendiri. Daripada ga solider makan sendiri, akhirnya pilih pura2 ga lapar saja…hahaha

Bonus cerita tambahan dari Kang Ephy, motor ketua relawan mesin motornya mati karena kehabisan bensin..lalu di step oleh yang lain. Ga hanya ketua, motor yang lainpun bensinnya memang pada kosong. Hahaha…aya2 wae

Dan salahnya kita ga ngobrol, mungkin karena saling malu, maklum tim kita baru terbentuk..dan beberapa bahkan baru kenal.

Ini jadi sebuah pengingat dan penyemangat bagi saya, agar kedepannya harus lebih berdaya, supaya bisa silih jajanan.

Duh, sedih sebenernya tadi..membiarkan teman2 lapar, bagaimana bisa siap untuk selamat?

Dan malam ini, sebagian langsung meluncur ke arah Gunung Tangkuban Parahu, untuk ikut mematikan kebakaran hutan disana.

Semoga Alloh senantiasa melindungi, merahmati para relawan dimanapun berada. Sing arageung milik….Aamiin

Rudy Praja
Selasa, 08/09/2020

Setiap orang pastinya memiliki jejak masalalu yang menjadi guru kehidupan yang baik untuk dijalani bersama keluarga maupun masyarakat luas.

Seperti setitik cahaya yang sangat berharga ketika dalam gelap gulita yang memberikan penerang jalan menuju perubahan dalam kebermaknaan hidup. Dan setiap orang memiliki secercah cahaya dalam sanubari hatinya yang melampaui penilaian yang nampak terlihat, secercah cahaya itu tidak bisa diukur dengan logika dan kesan usang, namun selalu dinamis memahami dalam kebermaknaan perkembangan zaman.

NALACKTAX Menjadi Narasumber Acara DAKU & KAMU

NALACKTAX Menjadi Narasumber Acara DAKU & KAMU

Nalacktax adalah sebuah wadah orang orang yang memiliki jalan juang untuk menggapai kesadaran hidup dan semangat akan perubahan jati diri, bahwa setiap orang memiliki nilai hati nurani yang universal dalam kebermaknaan hidupnya, selalu ada jalan untuk memperbaiki diri dalam masyarakat dimana manusia adalah makhluk sosial.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Nalacktax merupakan wadah/komunitas yang merangkul dan memfasilitasi mantan Narapidana, mungkin kesannya mencengangkan dibenak pembaca. Namun, selalu ada secercah cahaya dalam setiap diri manusia, setiap orang memiliki rekam jejak dan masa depan yang terbentang cerah, mengisi masa depan yang masih ada adalah peluang untuk membangun paradigma serta citra diri yang sesuai hati nurani dimasyarakat. Begitupun dengan komunitas Nalacktax yang berjuang disegmen masyarakat Indonesia dalam bidang sosial dan lingkungan dengan latar belakang yang beragam tiap individunya.

Nalactax dibentuk oleh warga binaan dari Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kebon Waru, Bandung, pada tahun 2000. Bermula dari kepedulian terhadap sesama hingga menjadi keluarga, Komunitas Nalacktax merangkul orang orang yang terbuka hatinya untuk berubah kearah yang lebih baik. Meski memiliki pengalaman yang mungkin sebelumnya dianggap tidak baik secara norma sosial ataupun hukum, namun setiap orang memiliki jalan kesadarannya untuk berbuat baik termasuk bukti nyata Nalacktax dalam kiprahnya. Sehingga paradigma dan citra diri menjadi pulih kembali dimasyarakat bahwa semua orang bisa dan berhak berubah kearah yang lebih baik.

Memfokuskan pada dunia sosial, lingkungan, pelatihan keterampilan diri dalam pemberdayaan pengembangan anggota untuk diterima masyarakat menjadi program dari sekian program yang sedang berjalan, diantara kegiatannya; bakti sosial, pelatihan menjahit serta penyaluran bakat & minat dari setiap anggotanya.

Banyak pembelajaran dari sisi semangat yang bisa diambil hikmahnya dari Nalacktax dalam merubah paradigma dan citra diri dimasyarakat, yaitu semangat menyadari kehidupan dan merubah citra ditengah masyarakat yang memandang beragam.

Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum, jikalau kaum tersebut tidak merubahnya.

Ditulis oleh: Aep Sutarlan & Hudzaifah Zaenal
Komunitas URANG BANDUNG BARAT (UBBAR)

GOLOK CINTA DARI BANTEN

Saya dan Mang Encim sedang punya hobi baru, yaitu ngelus-ngelus golok kecil buah karya keluarganya Engkong Haris Neymar dari Desa Sindangsari, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Golok kecil ini bilahnya terbuat dari bahan bearing, dan dengan model bilah yang biasa disebut kopak rawing. Sementara sarung, simpay dan gagangnya terbuat dari tanduk kerbau bule. Sungguh sebuah karya yang indah luar biasa.

Kata Engkong Haris, golok kecil ini namanya Golok Cinta. Hahaha..engkong satu ini memang ada-ada saja ngasih nama goloknya. Oke deh Kong..Golok Cinta, ga apa-apa, yang penting namanya bukan Golok Patah Hati ya Kong, malas ah nanggung perihnya 😂

Oya, Engkong Haris ini bukan seseorang yang sudah sepuh, dia masih sekolah duduk di kelas 12. Saya gak nanya kenapa dia kerap dipanggil Engkong, mungkin saja karena dia seorang anak muda tapi punya pemikiran yang dewasa atau bahkan lebih dewasa daripada orang-orang yang lebih tua darinya. Mungkin.. 😁

Saya sendiri kagum terhadap Engkong Haris ini, saya kagum terhadap jiwa entrepreneurnya. Ya, selain karena golok buatan keluarga Engkong Haris ini memang bagus, alasan lain saya memesan untuk dibuatkan golok kepadanya karena kekaguman saya terhadap jiwa entrepreneurnya. Saya rasa cukup langka anak muda seusianya yang punya semangat wirausaha sebesar dia. Disaat anak muda seusianya bermanja-manja dan menghabiskan harta orang tua-nya, saya salut dan menaruh hormat terhadap Engkong Haris..seorang anak muda yang sadar dan peduli untuk melestarikan budaya serta meneruskan bahkan mengembangkan usaha keluarganya.

Semangat terus ya Engkong, semoga semakin maju dan sukses usahanya. Tapi jangan lupakan sekolah ya Kong, tuntut ilmu sebaik mungkin dan setinggi mungkin, buatlah bahagia kedua orang tua.

Salam 🙏

Golok Santari

Dapat bilah Santari dari Mas Dwi.

Konon..Golok Santari dari Tangerang ini sudah mulai susah untuk didapatkan, karena Ki Santari sebagai pembuat goloknya sudah jarang produksi akibat usia yang semakin menua.

Seandainya Ki Santari sedang sehat dan bersedia bikin pun butuh waktu yang lumayan lama, pengerjaan bilah bisa sampai 20 hari pengerjaan. Bilah dibuat tanpa menggunakan alat mesin atau gerinda, hanya dengan proses tempa & dikikir manual, benar-benar asli tradisional.

#GolokSantari

(Ajakan keur nu daek)

Saya pernah mengikuti Pendidikan & Latihan Dasar untuk menjadi anggota muda Club Pencinta Alam. Lalu diteruskan dengan mengikuti berbagai program lanjutannya mulai dari latihan fisik secara rutin, belajar berbagai materi yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas, pengambilan kaos, pengambilan syal, berbagai ekspedisi, sidang NRA (Nomer Registrasi Anggota) untuk menjadi anggota penuh Club Pecinta Alam, lalu pengabdian bertahun-tahun hingga kini dan selamanya.

Hal tersebut diatas tentu tak asing untuk saudara2 saya yang sama2 mengikuti PECINTA ALAM.

PECINTA ALAM, awalnya saya kurang bisa memaknai predikat itu. Yang ada dalam benak saya hanya ingin berpetualang sebanyak mungkin. Kalau saya telaah, dalam diri ini lebih dominan ego pribadinya ketimbang keinginan untuk menjaga dan melestarikan alamnya. Karena tujuan awal saya ikut PECINTA ALAM pun memang ingin berlatih dan punya teman untuk menjelajah alam, bukan hal lain.

Tentang menjaga dan melestarikan alam, pada waktu dulu yang saya ketahui dan saya lakukan baru sebatas tidak meninggalkan sampah dan tidak merusak apapun.

Namun sekarang pengetahuan bertambah, justru pengetahuan ini datangnya bukan dari saudara2 PECINTA ALAM. Tapi dari saudara2 KOMUNITAS penggiat alam bebas yang notabene tidak diwajibkan mengikuti Diklatsar untuk menjadi anggotanya, yang tidak memegang ikrar KODE ETIK PECINTA ALAM.

“Ah bae, kahadean mah timana wae oge datangna kudu ditarima, kajeun ti budak sateupak bahkan ti jelema nu gudir oge. Kecuali mun urang rumasa emang gudir oge, eta mah karep..berobat ketang bisi tambah parna”.

Ya, KOMUNITAS-KOMUNITAS itu tengah giat mengkampanyekan #SadarKawasan. Yang isi nya mengingatkan kepada semua, bahwa tidak semua alam yang indah itu bisa kita daki atau kita kunjungi. Karena ada kawasan yang dilindungi secara hukum, yakni kawasan yang mempunyai status kawasan konservasi, cagar alam & suaka marga satwa.

Bagi siapapun yang punya hasrat besar ingin menjelajah kemanapun tanpa batas, tentu hal tersebut menjadi ganjalan. Dalam hati sempat terbersit kalimat seperti ini:

“Waduk ah..tataian! Kumaha urang we rek kamana oge, nu penting teu ngabala jeung teu ngaruksak”.

Lalu inget kode etik PECINTA ALAM yang salah satu pernyataannya kita semua berikrar:

“Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya”.

Nah..berarti kita berikrar untuk memelihara alam dan menggunakannya sesuai kebutuhan. Dalam point ini saya pribadi mentafsirkan:

“Tong rakus sateh! Tong harak! Tong kabeh digadabah! Sesakeun sawareh meh isuk pageto teu rusak kabeh! Da ngan saemet atuh nu asup daerah konservasi mah, loba pisan tempat2 lain nu meunang diasupan. Sing bisa nahan diri!”.

Lalu dalam kode etik PECINTA ALAM itu selanjutnya ada pernyataan ikrar kita yang isinya:

“Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air”.

Ikrar tersebut menyadarkan saya untuk membantu serta menghargai upaya dari saudara2 KOMUNITAS penggiat alam bebas dalam kampanye #SadarKawasan, karena saya melihat pergerakan mereka, kampanye mereka adalah bentuk pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air.

Oleh sebab itu, hayu babarengan ngahiji..ngampanyekeun #SadarKawasan, minimal ka babaturan atawa anu sarua resep ulin ka leuweung jeung gunung. Mun embung milu kampanye, nyak minimal atuh ulah ngahalangan nu boga niat alus hayang negakeun aturan ti nagara jeung ngalestarikeum alam. Piraku rek hianat kanu ikrar sorangan?

Urang pribadi mah kadang era ku slogan: “SALAM LESTARI!” Kadang nepi ka nyeri tikoro gogorowokanna..aslina, tapi era ngan saukur semet genggerong hungkul can nepi kanu prak2anna.

Kitu wae curhat sareng ajakan ti abdi, hapunten pisan upami payun teuing.

JAYALAH PECINTA ALAM INDONESIA.

SALAM LESTARI!

Rudy Praja

– Anggota CPA JAYAWIJAYA

– Pendiri Komunitas Ulin Jarambah

HALAL BIHALAL URANG BANDUNG BARAT & MENGENAL BANDUNG BARAT

Alhamdulillah kegiatan Halal Bihalal Urang Bandung Barat & Mengenal Kabupaten Bandung Barat hari minggu kemarin tanggal 9 juli 2017 di Bunder, Cihampelas serta Benteng Gedong Dalapan, Karang Anyar-Cililin berjalan lancar dan membahagiakan.

Terimakasih untuk wargi-wargi Urang Bandung Barat maupun wargi-wargi yang berasal dari luar wilayah Kabupaten Bandung Barat, yang telah meluangkan waktu untuk bersilaturrahim dan mengenal potensi kekayaan yang dimiliki oleh Bandung Barat.

Pada hari kemarin kita coba untuk mengenal, serta kita coba untuk lebih mengenalkan ke masyarakat luas dengan menggunakan berbagai media semampu kita, yaitu potensi keindahan alam sungai Citarum yang melintas di daerah Kabupaten Bandung Barat, khususnya sekitar dampak genangan waduk Saguling yang berpotensi besar untuk dikembangkan lagi menjadi kawasan wisata alam, olahraga dan kuliner yang lebih tertata, terintegrasi antara satu spot dengan spot yang lainnya yang menyebar banyak diberbagai titik yang mengelilingi genangan waduk Saguling.

Selain menikmati sensasi keindahan alam, dengan cara menyebrang pakai perahu dan menikmati sedapnya kuliner berupa nasi liwet plus ikan bakar di saung apung milik warga setempat, tujuan utama kegiatan kemarin adalah untuk mengenal dan mengenalkan salah satu kekayaan herritage yang berada di kawasan Kabupaten Bandung Barat, yaitu sebuah benteng kuno peninggalan Belanda yang berada di Desa Karang Anyar yang bernama Benteng Gedong Dalapan.

Sangat disayangkan sekali, kekayaan herritage tersebut tidak terurus, bahkan beberapa bagian dari Benteng Gedong Dalapan tersebut sudah banyak yang hilang. Besar harapan kami, agar pemerintah setempat yang pada hal ini yaitu pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui jajarannya agar lebih memperhatikan tempat tersebut. Kami yakin, pihak pemerintah sudah dan sedang melakukan upaya-upaya untuk memperhatikan, menjaga, dan berusaha memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Benteng Gedong Dalapan yang berada di tanah milik tentara angkatan darat tersebut.

Namun pada hari ini, upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil dan kami sangat support agar upaya-upaya tersebut terus diperjuangkan dengan tidak menghilangkan keterlibatan dari masyarakat sekitar agar menjadi tuan dalam pengelolaan kawasan tersebut. Jangan sampai warga sekitar hanya menjadi penonton, yang hanya mendapatkan dampak kotor, macet, bising dan dampak-dampak buruk lainnya seperti yang terjadi di berbagai tempat wisata pada umumnya. Atau warga sekitar hanya menjadi kacung-kacung para pengusaha/investor saja, kalau bisa..bina dan bekali mereka agar bisa mengelola potensi wilayahnya.

Andaikan harus didatangkan pihak ketiga pun, yaitu para pengusaha/investor, sebaiknya hal tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati dan sebijak mungkin agar warga setempat tetap memiliki porsi dan posisi yang terhormat dan menguntungkan.

Namun demikian jangan lupa juga untuk memperhatikan dampak lingkungan jika kemudian hari hal tersebut terwujud.

Sekali lagi terimakasih kami haturkan kepada semua pihak, terutama Kang Muhamad Faisal Sidiq serta para pemuda Bunder, dan kepada Kang Muhamad Hilal Hidayat. Haturnuhun…

KBB PASTI AKAN LEBIH BAIK DARI HARI INI

Foto2 dibawah ini adalah hasil jepretan Kang Faisal, Kang Deni, dan Kang Apep

Ciharus Bersuara

Malam itu kulihat Ciharus dalam tumpukan buku yang lama tak tersentuh. Terhimpit diantara lembaran-lembaran kusam yang menanti dengan wajah jemu. Tangannya melambai-lambai, aku bingung dibuatnya. Semua itu terlihat samar dari kejauhan, meminta aku untuk menghampiri? Atau justru menyuruh aku untuk menjauh dan pergi?

Lalu kudengar Ciharus bersuara, nadanya lirih, sepertinya ia tengah kesakitan. Ciharus merintih..mengerang, sebagian tubuhnya tenggelam dalam tumpukan sampah, wajahnya penuh luka, kotor berantakan. Ada bekas sayatan dikedua pipinya, ada pula jejak kaki dikeningnya, sebelah tangannya mati rasa dilindas roda-roda sepanjang jaman.

Ciharus bersuara..gemanya memantul di dinding hati, terbawa jauh oleh angin, dan sampai pada jiwa-jiwa yang peduli.

Pada hari yang berbeda, kulihat banyak yang datang, menjenguk dan bersimpati. Ada banyak harap serta doa disana, agar Ciharus kembali pulih dan tak murung lagi. Badannya perlahan diangkat dari tumpukan sampah, lukanya diobati, dan sekujur tubuhnya dibersihkan dengan perasan air yang keluar dari sudut-sudut mata mereka yang hadir pada saat itu.

Ciharus bersuara..ia berterima kasih kepada semua, kulihat matanya berkaca-kaca. Aku hampiri ia lebih dekat lagi, kugenggam erat tangannya seraya berbisik “maafkan kami”.

Ciharus bersuara..ia memberi pesan, agar yang peduli janganlah berhenti.

Ciharus bersuara..ini bukan tentang mempertahankan kami, tapi justru untuk mempertahankan kehidupan manusia. Karena alam bisa lestari tanpa manusia, sementara kehidupan manusia akan hancur tak bersisa jika alamnya rusak dan tidak terjaga lagi.

#SaveCiharus

#SadarKawasan

#SaveCagarAlam

Penistaan Cagar Alam


Aku senang mendaki.
Seperti semua sahabat yang ada disini.
Aku senang berkelana.
Walaupun tak sehebat mereka yang ada disana.

Sahabat..tak semua tempat boleh kita sambangi.
Tidak semua keinginan mesti kita penuhi.
Kadang kita harus bisa menahan diri.
Untuk kebaikan hidup serta kehidupan sekarang hingga nanti.

Tapi nyatanya hari ini!
Kawasan yang disebut suaka alam atau kawasan konservasi.
Yang seharusnya dijaga dan terlindungi.
Faktanya terus saja kita perkosa, kita gagahi!

Hei..tuan dan nyonya yang ada disana!
Yang tangannya lentik piawai mendandani aturan, mulutmu berbusa!

Dan tak lupa tuan serta nyonya yang ada disini..
Yang pantatnya tebal beralaskan senjata, apakah nyalimu terganjal sesuap nasi?

Di Danau Ciharus, sekelompok sahabat melakukan upaya perbaikan,
Dengan mengais sampah serta mendirikan 90 sengkedan,
Lalu beberapa hari kemudian…
Berita buruk terdengar,
90% sengkedan telah raib..hancur berantakan!
Oleh siapa? Atas dasar apa?
Entahlah.. sebut saja namanya babi hutan!
Atau bagong edan!

Ya..bisa oleh mereka yang merasa gagah jika sudah menggigit dan mencakar-cakar tanah,
atau mereka yang haus akan embun pariwisata walau sesungguhnya menyesatkan.

Tolong.. jangan berhenti sampai disini!
Lakukan hal serupa atau bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya.
Dengan mengais sampah, memasang sengkedan, dan banyak hal lagi.

Sampai bencana datang,
Lalu kita semua menangis..
Meratapi kekhilafan bahwa sesungguhnya kelestarian alam harus kita jaga, bersama.

Rudy Praja

Aku Yang Munafik

Dulu aku berada diantaranya..
Dari mulai mengucap selamat, memuji, memuja, mengingat, berharap lalu diakhiri dengan santap bersama.
Coba tebak kami ini siapa?

Sudah lama aku tidak berada diantara mereka..
Setelah pembenci dengan penuh rasa benci menyebut kami penebar kebencian dimana-mana.
Ah..bingung ya?

Tapi ya sudah relakan saja..
Semoga rasa benci mencair jadi benar-benar cinta.
Kami yang salah atau mereka yang benar..itu bukan hal utama.

Dan sekarang ragaku disini, sementara saudaraku disana.
Namun hati dan jiwaku tetap berada diantara mereka.
Tujuan yang satu..jalan yang tak serupa.

Aku hanya ingin leluasa…
Supaya kasih sayang tak terhambat cinta yang berbeda.
Lalu..apakah sekarang engkau akan membenciku juga?

27/08/16 01.30 WIB
Saat rindu menjelma || lalu tercium wewangian dari orang-orang tercinta || ?????? || dan aku berkaca-kaca

🎤bernyanyi:
“Tunas-tunas muda..bersemi”
(Iwan Fals)

image

Itulah ungkapan gembiraku ketika melihat biji-biji kopi yang ku tanam beberapa bulan lalu akhirnya mulai tumbuh menjadi tunas-tunas kopi.

Ini baru melihat tunas kopi yang tumbuh karena ditanam sendiri..kebayang ya betapa bahagianya ketika melihat anak sendiri lahir dan tumbuh dewasa menjadi pribadi yang membahagiakan.

Hegarmanah, Ngamprah
27 Juli 2016